Bagi Marpuji, saat ini Indonesia masih diselimuti berbagai tantangan 
kebangsaan, mulai dari kemiskinan, pengangguran, korupsi, hingga 
maraknya fitnah dan adu domba. Oleh karenanya, lanjutnya, kita dituntut 
menjadi bangsa yang cerdas dan memiliki keluhuran moral.
     
 Ia menilai, realitas kebangsaan ini menunjukkan bahwa para pemimpinnya 
masih jauh dari idealitas ajaran Islam. “Karena itu, pesan moral Islam 
sebagai agama rahmah harus terus dijaga dan diwujudkan dalam kehidupan nyata,” papar Marpuji.
     
 Marpuji mengingatkan pentingnya aktualisasi kerahmatan Islam itu dengan
 mendemonstrasikan hasil karya, tidak justru dengan menciptakan 
kerusakan. “Islam adalah agama anti-kekerasan,” tegasnya.
|  | 
| DAGING KURBAN: Panitia idul adha saat membawa potongan daging kurban yang nantinya akan dibagikan keseluruh karyawan serta masyarakat sekitar UMM. | 
      Untuk itu, Marpuji mengajak seluruh jamaah yang hadir agar memiliki kesadaran bersama dalam mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur,
 yaitu negeri yang damai dan senantiasa diberkahi. Dalam mewujudkannya, 
masing-masing individu dituntut agar berlomba-lomba dalam kebajikan 
melintasi batas ras, etnis, dan golongan.
      Sementara itu Rektor UMM Dr Muhadjir Effendy MAP dalam paparan sebelum shalat id mengucapkan
 selamat Idul Adha pada jamaah yang hadir. Ia juga mengirformasikan, 
shalat yang dilangsungkan di UMM ini harinya bersamaan dengan yang 
dilakukan di masjidil haram, dengan perbedaan waktu empat jam lebih 
cepat. 
     
 Pada Idul Adha kali ini UMM menyediakan 16 sapi dan 23 kambing, yang 
sebagian besar didistribusikan pada sejumlah wilayah pinggiran di kota 
Malang. Untuk penyembelihan di UMM, hewan kurban disebar di empat titik,
 yaitu Kampus I, II, III, dan Rumah Sakit UMM.
     
 Salah seorang mahasiswa asing, Lukasz Kujawa, yang menyaksikan prosesi 
penyembelihan hewan kurban di Kampus III UMM mengaku apa yang dilihatnya
 itu merupakan hal yang tidak umum. “Di negara saya, hewan disembelih 
dengan mesin, dan kami tidak boleh melihatnya. Karena itu, ini hal yang 
unik bagi saya,” ujar mahasiswa asal Polandia itu. (han)

